Translate

Minggu, 01 Januari 2012

Perjalanan Rasulullah SAW ke Thaif

Pada tahun ke sepuluh kenabian, setelah Abu Thalib meninggal dunia, kaum Kafir Quraisy semakin berkesempatan untuk mencegah perkembangan Islam dan menyakiti kaum Muslimin. Maka pergilah Rasulullah SAW ke Thai dengan harapan jika penduduk thaif memeluk Islam, kaum muslimin akan terbebas dari siksaan orang-orang kafir, dan akan menjadikan kota itu sebagai pusat penyebaran Islam
Setiba di Thaif Rasulullah SAW langsung menemui tiga orang tokoh masyarakat, mengajak mereka masuk agama Allah, dan mengajak mereka untuk membantu Rasulullah SAW.  Namun, mereka bukan saja menolak bahkan mereka memperlakukan Nabi SAW dengan sikap yang sangat buruk. mereka menunjukan sikap yang tidak suka atas kedatangan Rasulullah SAW. Diantara mereka ada yang berkata" Wahai, kamukah orang yang dipilih Allah sebagai NabiNya?". Yang lain berkata,"Tidak adakah orang yang lebih pantas selain kamu untuk menjadi Nabi?". Yang ketiga berkata," aku tidak mau berbicara denganmu, sebab jika aku menolakmu tentu tidak akan medatangkan bencana.
Setelah itu, dengan perasaan kecewa  Rasulullah SAW masih terus berusaha dapat berdakwah dan mengajak kepada orang-orang selain mereka.Inilah sifat Nabi yang selalu bersunggu-sungguh, teguh pendirian dan tidak mengeal putus asa. Ternyata tak seorangpun orang-orang Thaif itu bersedia menerima beliau. Bahkan mereka membentak dan berkata,"Keluarlah kamu dari kampung ini!, pergi ke mana saja yang kamu suka!"

Ketika Nabi SAW sudah tidak mengharapkan mereka dan siap-siap untuk meninggalkan mereka, mereka menyuruh anak-anak muda untuk mengjkuti NabiSAW dan mengganggu, mencaci dan melempari Nabi SAW  dengan batu, sehinggan sandal beliau berlumuran darah. Akhirnya sesampai di sebuah tempat yang aman dari kejahatan mereka, Beliau berdo'a kepada Allah SWT,
" Ya Allah, kepada-Mulah kuadukan lemahnya kekuatanku, kurangnya upayaku, dan kehinaanku dalam pandangan manusia,. Wahai Yang Maha Rahim, dari sekalian rahimin. Engkaulah Tuhannya orang-orang yang lemah, dan Engkaulah Tuhanku. Kepada siapakah Engkau serahkan diriku,. Kepada orang asing yang akan memandangku dengan muka masam, atau kepada musuh yang Engkau berikan segala urusanku. tiada keberatan bagiku asalkan Engkau tidak marah kepadaku. LindunganMU sudah cukup bagiku, Aku berlindung kepadaMU dengan Nur WajahMU yang menyinari segala kegelapan. Dan dengannya menjadi baik dunia dan akhirat,dan dari turunnya murkaMu dan ketidak rodhoanMu kepadaku. Jauhkanlah murkaMu. hingga Engkau ridho. Tiada daya dan upaya melainkan denganMu". 


Demikian sedih do'a Rasulullah SAW, sehingga Jibril As datang untuk memberi salam kepada Beliau. dan berkata, " Allah SWT telah mengutus kepada mu malaikat penjaga gunung untuk melaksanakan perintahmu ". Malaikatitu pun datang dan berkata,"apa pun yang engkau perintahka akan aku laksanakan, jika engkau suka akan aku benturkan kedua gunung di samping kota ini sehingga siapa saja yang tinggal di antara keduanya akan hancur binasa, jika tidak hukuman apapun yang engkau inginkan untuk mereka, aku siap melaksanakannya". 


Rasulullah SAW, yang bersifat pengasih dan mulia ini menjawab," Aku hanya berharap kepada Allah, seandainya saat ini mereka tidak menerima Islam, semoga kelak keturunuan mereka akan menjadi orang-orang yang beribadah kepada Allah".


Demikianlah akhlaq Nabi SAW yang mulia.


Renungan....../
Kita mengaku sebagai pengikutnya, namun ketika kita ditimpa sedikit kesulitan dan celaan, kita langsung marah. bahkan menuntut balas seumur hidup. jika mendapat kesulitan dari orang lain Nabi SAW tak pernah mendo'akan keburukan, dan tidak pernah berkeinginan menuntut balas.

Wassalam
Ditulis dari kitab Himpunan Fadilah Amal karangan Maulana uhammad zakariyya Al kandahlawi Ra Oleh : CASMAD





Tidak ada komentar:

Posting Komentar