Translate

Minggu, 08 Januari 2012

MANAQIB KISAH SYEKH MURSYID KH AHMAD SHOHIBUL WAFA TAJUL ARIFIN ( ABAH ANOM ) DITANTANG KIAI SAKTI MANDRAGUNA


 
Pada awal tahun 1980-an ada ulama sakti mandraguna yang bernama Kiyai Jured . Kiyai tersebut sudah mengenal akan kemashuran Abah anom. Suatu hari Kiyai Jured memiliki rencana untuk menguji karomah Abah Anom dengan kesaktian yang dimilikinya.
Kiyai Jured datang ke Pondok Pesantren Suryalaya dengan satu bus dengan membawa 70 santrinya. Semua santrinya disebar di sekitar pondok pesantren. Kiyai Jured masuk sendirian. Tidak disangka Abah Anom sudah berada di depan madrasah dan menyuruh Kiyai Jured untuk masuk ke madrasah beserta 70 santrinya yang tersebar tadi.
Kiyai Jured merasa heran akan  kasyaf (penglihatan bathin) Mursyid TQN tersebut.  Abah Anom kemudian mempersilahkan untuk makan dulu kepada Kiyai Jured dan para santrinya. Di dalam madrasah Kiyai Jured memuji Abah Anom tentang pesantrennya yang luas dan indah, tetapi dibumbui dengan kritikan yang halus tentang kekurangan pesantrennya. Yaitu tidak ada burung cendrawasih yang terkenal dengan bulunya yang indah dari Papua/Irian.
Abah Anom hanya tersenyum dan menimpalinya dengan jawaban singkat,” Tentu saja, Kiyai.” Di luar dugaan setelah Abah Anom menjawab begitu, burung cendrawasih yang berbulu indah itu tiba-tiba melayang-layang di dalam madrasah dan sesekali hinggap. Hal ini membuat Kiuai Jured diam seribu bahasa terpesona akan karomah Abah Anom.
Namun , Kiyai Jured penasaran dan tidak mau kalah , Kiyai Jured meminta Abah anom untuk mengangkat peci yang telah diisi yang sebelumnya dicoba oleh para santrinya tidak terangkat. Subhanallah hanya dengan tepukan tangan Abah Anom ke lantai , peci itu melayang-layang. Kiyai Jured merasa malu dan kalah lagi
Selanjutnya Kiyai Jured mengeluarkan batu yang telah disediakan sebelumnya kemudian ia pukul batu itu dengan kekuatannya sehingga batu itu terbelah menjadi dua bagian. Lalu satu belahan diberikan kepada Abah Anom . Kiyai Jured meminta kepada Abah Anom untuk memukulnya seperti yang dilakukan kiyai Jured. Dengan rendah hati Guru Mursyid K H. Shohibul Wafa Tajul ‘arifin Qds alias Abah Anom menjawab,” abah tidak bisa apa-apa yang bisa membelah itu hanya Allah, Abah hanya minta pada Allah, itupun bila Allah mengizinkan. Selanjutnya batu itu diusap oleh tangan Mursyid Abah Anom dan batu itu berubah menjadi air.
Kiyai Jured tambah penasaran lalu ia menyuruh muridnya membawa sebuah kelapa, lalu kelapa itu diserahkan kepada Abah Anom. Kiyai Jured meminta kepada Abah Anom supaya di dalam kelapa tersebut berisi ikan yang mempunyai sifat dan bentuk  tertentu. Dengan hati rendah Abah Anom menjawab” seharusnya minta kepada Allah saja bukan pada Abah sebab Abah tidak bisa apa-apa, jangan minta yang aneha-aneh’’ Namun karena Kiyai Jured terus memaksa maka Abah Anom berdoa kepada Allah. Setelah itu menyuruh kelapa itu untuk dibelah. Atas izin Allah di dalam kelapa itu ada ikan sesuai permintaan Kiyai Jured.
Setelah kejadian itu Kiyai Jured menangis dipangkuan Abah Anom dan memohon maaf atas semua kesalahan dan kesombongannya. Kiyai Jured memohon kepada Abah Anom untuk diangkat jadi muridnya, dan menjadi seorang pengamal Tarikat Qodiriyah wanNaqsabandiyyah. Atau TQN.
Kiyai Jured lalu ditalqin sampai dia menangis dan  tertidur dipangkuan Abah Anom. Dan ketika ia bangun sudah berada di mesjid. Sekian wallu’alam bi shawwab.
(HUSNU MUFID)

Di tulis kembali oleh lindu Aji dari Tabloid POSMO edisi 643 hal 5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar