Translate

Sabtu, 04 Februari 2012

contoh pantun pantun

Kalau begini taruh papan,
ke barat juga kan condongnya.
Kalau begini untung badan,
melarat juga kesudahannya

Asam pauh dari seberang
tumbuhnya dekat tepi tebat.
Badan jauh di rantau orang,
sakit siapa akan mengobat

Buah ara batang dibantun,
mari dibantun dengan parang.
Hai saudara dengarlah pantun,
pantun tidak mengata orang

Mari dibantun dengan parang,
berangan besar di dalam padi.
Pantun tidak mengata orang,
janganlah syak di dalam hati.

Beli mangga ke pasar baru,
pulangnya naik andong.
kalau ingin punya sesuatu,
banyak-banyaklah menabung.

Gelang indah dari tembaga,
dihiasi simpul temali.
Hilangkan sedih hilangkan duka,
ayo, kita gembira kembali.

Karung beras isi jerami,
di atas papan kayu cendana.
Sungguh keras cobaan ini,
kepada Tuhan kita berdoa.
 
Memasang kincir di atas tenda,
kincir berputar menari-nari.
Bencana banjir datang melanda,
tiada lain karena ulah sendiri.

Mencari kayu di hutan jati,
dengan gergaji berjumlah dua.
Kalaulah kamu teman sejati,
mari berbagi suka dan duka.
 
Bawa barang di atas gerobak,
menjual sayur di pagi hari.
Adik tertawa terbahak-bahak,
melihat badut di televisi 

Lincah nian burung kenari,
terbangnya tinggi menuju awan.
Lincah nian dia menari,
lentik jarinya sungguh menawan.
 
Bulu merak warnanya biru,
indah nian mengagumkan.
Anak-anak memakai baju baru,
untuk pentas malam kesenian

Pergi ke pasar membeli buku,
buku dibuka banyak isinya. 
Kalau duduk bertopang dagu,
coba terka apa namanya.

Elok rupanya pohon belimbing,
tumbuh dekat pohon mangga.
Elok rupanya berbini sumbing,
walau marah tertawa jua

Permata jatuh ke rumput,
jatuh ke rumput bilang-bilang.
Dari mata sungguh pun luput,
dari hati tidaklah hilang.
 
Anak rusa di rumpun salak,
patah taruknya ditimpa genta.
Riuh kerbau bergelak-gelak,
melihat beruk berkaca mata.

Hari mendung tanda akan hujan
Jangan lupa membawa payung
Daripada uang untuk jajan
Lebih baik kita menabung

  Nonton lenong di tepi jalan
Hati-hati ada yang mengintai
Jangan lalai menyembah Tuhan
Bila ingin merasakan damai

Meniup lalon hingga besar
Diikat dengan sepotong tali
Bila janji janganlah ingkar
Sedapat mungkin kita tepati

Panas-panas sayur berkuah
Bubur ayam siap disaji
Jangan lupa bayar sedekah
Agar harta menjadi suci

Anak kecil duduk di bangku
Tidak juga membawa senjata
Akan kugapai cita-citaku
Supaya jangan hidup menderita
  
Laju perahu bila dikayuh
Lebih berlaju ditiup angin
Kepada guru kita patuh
Agar tercapai yang diingin

Malam hari melihat bintang
Bintang beralih bintang waluku
Sungguh senang ibu datang
Membawa sesuatu yang kutunggu

Kalau ada sumur di ladang
Boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Boleh kita berjumpa lagi

Anak kecil duduk di bangku
Tidak juga membawa senjata
Akan kugapai cita-citaku
Supaya jangan hidup menderita

  Laju perahu bila dikayuh
Lebih berlaju ditiup angin
Kepada guru kita patuh
Agar tercapai yang diingin

Kalau ada jarum yang patah
Jangan disimpan di hati
Kalau ada kata yang salah
Jangan disimpan di hati

Lancip sudut tidaklah siku
Persegi panjang bukan segitiga
Kuucap rasa terima kasihku
Pada pahlawan tanpa tanda jasa

Malam hari melihat bintang
Bintang beralih bintang waluku
Sungguh senang ibu datang
Membawa sesuatu yang kutunggu

Malam hari melihat bintang
Bintang beralih bintang waluku
Sungguh senang ibu datang
Membawa sesuatu yang kutunggu

Kalau ada sumur di ladang,
boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang,
boleh kita berjumpa lagi
 
Si Amat mengaji tamat,
mengaji Quran di waktu fajar
Biar lambat asal selamat,
tak kan lari gunung dikejar

Kemumu di dalam semak,
jatuh melayang selaranya.
Meski ilmu setinggi tegak,
tidak sembahyang apa gunanya

Ayam kandis asam gelugur,
ketiganya asam riang-riang.
Menangis mayat di pintu kubur,
teringat badan tidak sembahyang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar