Translate

Minggu, 27 Mei 2012

KONTAK JODOH ONLINE MUSLIM INDONESIA

KONTAK JODOH ONLINE MUSLIM INDONESIA:
Menikah adalah ibadah, maka ikhtiar menemukan jodoh harus dilakukan. Temukan jodoh idaman terbaik untuk menikah. Untuk ikhwan dan akhwat yang belum menemukan pasangan yang tepat, tidak ada salahnya bergabung bersama anggota pencari jodoh lainnya. Insya Allah dengan ikhtiar dan usaha yang Anda lakukan akan di mudahkan oleh Allah SWT.

Sholat istikharah merupakan salah satu sarana yang telah Allah SWT sediakan ketika Anda menghadapi kesulitan untuk menentukan pilihan-pilihan. Salah satu pilihan dalam hidup itu ialah masalah jodoh atau teman hidup. Sholat istikharah bisa Anda lakukan untuk mendapatkan jawaban atau petunjuk dari Allah SWT tentang siapa yang terbaik sebagai pendamping hidup. Sepanjang yang saya tahu, tidak ada tanda khusus yang merupakan petunjuk dari Allah SWT. Akan tetapi paling tidak jika telah melakukan usaha dan doa lewat sholat istikharah, misalnya, maka berarti Anda telah mengikuti cara dan ritual yang benar dalam menentukan pilihan. Jalan yang telah Andatempuh ini Insya Allah akan mendatangkan petunjuk dari Allah SWT (29:69), mungkin dalam bentuk kemantapan hati, ketenangan, kemudahan-kemudahan dalam prosesnya dan sebagainya.

Doa Agar Mudah Mendapatkan Jodoh.

رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

Artinya: " Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku". (QS. Al-Qoshos:24)



Untuk Registrasi Di sini atau Klik Banner Dibawah Ini !





Wallahu a’lamu bish showwaab.

Keutamaan dan puasa Rajab

Bulan Rajab adalah bulan ke tujuh  dari bulan hijriah (penanggalan  Arab dan Islam). Peristiwa Isra Mi’raj  Nabi Muhammad  shalallah ‘alaih wasallam untuk menerima perintah salat lima waktu diyakini terjadi pada 27 Rajab ini.
Bulan Rajab juga merupakan salah satu bulan haram atau muharram yang artinya bulan yang dimuliakan. Dalam tradisi Islam dikenal ada empat  bulan haram, ketiganya secara berurutan  adalah: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan satu bulan yang tersendiri,  Rajab.
Dinamakan bulan haram karena pada bulan-bulan tersebut orang Islam dilarang mengadakan peperangan. Tentang bulan-bulan  ini, Al-Qur’an menjelaskan:
“ Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”
Hukum Puasa Rajab
Ditulis oleh al-Syaukani, dalam Nailul Authar, bahwa Ibnu Subki meriwayatkan dari Muhammad bin Manshur al-Sam'ani yang mengatakan bahwa tak ada hadis yang kuat yang menunjukkan kesunahan puasa Rajab secara khusus. Disebutkan juga bahwa Ibnu Umar memakruhkan puasa Rajab, sebagaimana Abu Bakar al-Tarthusi yang mengatakan bahwa puasa Rajab adalah makruh, karena tidak ada dalil yang kuat.

Namun demikian, sesuai pendapat al-Syaukani, bila semua hadis yang secara khusus menunjukkan keutamaan bulan Rajab dan disunahkan puasa di dalamnya kurang kuat dijadikan landasan, maka hadis-hadis Nabi yang menganjurkan atau memerintahkan berpuasa dalam bulan- bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab itu cukup menjadi hujjah atau landasan. Di samping itu, karena juga tidak ada dalil yang kuat yang memakruhkan puasa di bulan Rajab.
Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah bersabda "Puasalah pada bulan-bulan haram (mulia)." (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad). Hadis lainnya adalah riwayat al-Nasa'i dan Abu Dawud (dan disahihkan oleh Ibnu Huzaimah): "Usamah berkata pada Nabi Muhammad Saw, “Wahai Rasulallah, saya tak melihat Rasul melakukan puasa (sunnah) sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan Sya'ban. Rasul menjawab: 'Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan oleh kebanyakan orang.'"

Menurut al-Syaukani dalam Nailul Authar, dalam bahasan puasa sunnah, ungkapan Nabi, "Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan kebanyakan orang" itu secara implisit menunjukkan bahwa bulan Rajab juga disunnahkan melakukan puasa di dalamnya.
Keutamaan berpuasa pada bulan haram juga diriwayatkan dalam hadis sahih imam Muslim. Bahkan  berpuasa di dalam bulan-bulan mulia ini disebut Rasulullah sebagai puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan. Nabi bersabda : “Seutama-utama puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan-bulan al-muharram (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan  Rajab).
Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulum al-Din menyatakan bahwa kesunnahan berpuasa menjadi lebih kuat jika dilaksanakan pada hari-hari utama (al-ayyam al-fadhilah). Hari- hari utama ini dapat ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan dan tiap minggu. Terkait siklus bulanan ini Al-Ghazali menyatakan bahwa Rajab terkategori al-asyhur al-fadhilah di samping dzulhijjah, muharram dan sya’ban. Rajab juga terkategori al-asyhur al-hurum di samping dzulqa’dah, dzul hijjah, dan muharram.
Disebutkan dalam  Kifayah al-Akhyar, bahwa bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah Ramadan adalah bulan- bulan haram yaitu dzulqa’dah, dzul hijjah, rajab dan  muharram. Di antara keempat bulan itu yang paling utama untuk puasa adalah bulan al-muharram, kemudian Sya’ban. Namun menurut Syaikh Al-Rayani, bulan puasa yang utama setelah al-Muharram adalah Rajab.
Terkait hukum puasa dan ibadah pada Rajab, Imam Al-Nawawi menyatakan “Memang benar  tidak satupun ditemukan hadits shahih mengenai puasa Rajab, namun telah jelas dan shahih riwayat bahwa Rasul saw menyukai puasa dan memperbanyak ibadah di bulan haram, dan Rajab adalah salah satu dari bulan haram, maka selama tak ada pelarangan khusus puasa dan ibadah di bulan Rajab, maka tak ada satu kekuatan untuk melarang puasa Rajab dan ibadah lainnya di bulan Rajab” (Syarh Nawawi ‘ala Shahih Muslim).
Berikut beberapa hadis yang menerangkan keutamaan dan kekhususan puasa bulan Rajab:
•    • Diriwayatkan bahwa apabila Rasulullah shalallahu ‘alahi wassalam memasuki bulan Rajab beliau berdo’a:“Ya, Allah berkahilah kami di bulan Rajab (ini) dan (juga) Sya’ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.” (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik).
•    "Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari, maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka Jahim, bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu surga, dan bila puasa 10 hari maka digantilah dosa-dosanya dengan kebaikan."
•    Riwayat al-Thabarani dari Sa'id bin Rasyid: “Barangsiapa berpuasa sehari di bulan Rajab, maka ia laksana  berpuasa setahun, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka jahanam, bila puasa 8 hari dibukakan untuknya 8 pintu surga, bila puasa 10 hari, Allah akan mengabulkan semua permintaannya....."
•    "Sesungguhnya di surga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut".
•    Riwayat (secara mursal) Abul Fath dari al-Hasan, Nabi Muhammad Saw bersabda: "Rajab itu bulannya Allah, Sya'ban bulanku, dan Ramadan bulannya umatku."
•    Sabda Rasulullah SAW lagi : “Pada malam mi’raj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih sejuk dari air batu dan lebih harum dari minyak wangi, lalu saya bertanya pada Jibril a.s.: “Wahai Jibril untuk siapakan sungai ini ?”Maka berkata Jibrilb a.s.: “Ya Muhammad sungai ini adalah untuk orang yang membaca salawat untuk engkau di bulan Rajab ini”.
Mengamalkan Hadis Daif Rajab
Ditegaskan oleh Imam Suyuthi dalam kitab al-Haawi lil Fataawi bahwa hadis-hadis tentang keutamaan dan kekhususan puasa Rajab tersebut terkategori dha'if (lemah atau kurang kuat).
Namun dalam tradisi Ahlussunnah wal Jama’ah sebagaimana biasa diamalkan para ulama generasi salaf yang saleh telah bersepakat mengamalkan hadis dha’if dalam konteks fada’il al-a’mal (amal- amal utama).
Syaikhul Islam al-Imam al-Hafidz al- ‘Iraqi dalam al-Tabshirah wa al- tadzkirah mengatakan:
“Adapun hadis dha’if yang tidak maudhu’ (palsu), maka para ulama telah memperbolehkan mempermudah dalam sanad dan periwayatannya tanpa menjelaskan kedha’ifannya, apabila hadis itu tidak berkaitan dengan hukum dan akidah, akan tetapi berkaitan dengan targhib (motivasi ibadah) dan tarhib (peringatan) seperti nasehat, kisah-kisah, fadha’il al-a’mal dan lain- lain.”

Rabu, 09 Mei 2012

Rasa Syukur Kenikmatan Ganda

Rasa Syukur Kenikmatan Ganda:
Imam Hadi An-Naqi (sa) berkata: Orang yang mensyukuri suatu nikmat ia akan merasa lebih bahagia dengan rasa syukurnya, disbanding nikmat yang diterimanya. Karena nikmat nikmat hanya kesenangan, sedangkan rasa syukur adalah suatu nikmat yang sekaligus dapat pahala. (Tuhaful ‘Uqul: 483)

Contoh PROPOSAL PENELITIAN

PROPOSAL PENELITIAN
A.    Judul
Analisis Unsur Setting Cerpen “Senyum Karyamin” Karya Ahmad Tohari Sebagai Bahan Pembelajaran Apresiasi Sastra Di SMA Negeri I Sukahaji Tahun Ajaran 2011/ 2012.

B.    Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat menimbulkan kesan yang indah pada jiwa pembacanya. Imajinasi adalah daya fikir untuk membayangkan atau untuk menciptakan gambaran-gambaran kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Menurut genrenya karya sastra dapat dibagi menjadi 3 yaitu, prosa (fiksi), puisi, dan drama. Dari ketiga jenis karya sastra tersebut, penulis hanya akan membahas, mengkaji salah satu jenis karya saja yaitu, prosa fiksi. Supaya lebih sistematis dalam kajiannya terlebih dahulu akan diuraikan pengertian prosa fiksi.
Menurut pendapat beberapa tokoh prosa, pengertian kesusastraan juga disebut fiksi, teks (naratif) atau wacana naratif (Nurglantoro, 1952: 2) hal ini berarti prosa fiksi merupakan cerita rekaan tang tidak didasarkan atas kebenaran sejarah (Abrams dalam Nuglantoro, 1995:2). Salah satu contoh prosa fiksi tersebut adalah cerpen/ cerita pendek. Cerpen adalah merupakan prosa pendek yang artinya dapat selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira setengah sampai dua jam, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang/ tokoh dengan menonjolkan watak dan sifat tokohnya.
Prosa fiksi (cerpen) dibangun oleh dua usur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun prosa fiksi (cerpen) dari dalam seperti tema, alur, penokohan, latar (setting), dan gaya bahasa / majas. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar seperti pendidikan agama, ekonomi, filsafat, dan lain-lain. Dari beberapa unsur intrinsik yang telah disebutkan, penulis hanya akan memfokuskan penelitiannya pada latar (setting) dalam karya sastra khususnya pada cerpen yang berjudul “senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra di SMA I Sukahaji tahun pelajaran 2011/2012.
Salah satu unsur yang menarik dalam karya sastra fiksi, termasuk cerpen adalah unsur intrinsik berupa latar/setting sebagai unsur pembangun.Setting adalah merupakan latar peristiwa dalam karya fiksi,baik berupa tempat,waktu maupun peristiwa serta memiliki fungsi fiskal dan fungsi psikologis (Aminudin,2004 : 67).
Kedudukan latar/setting dalam karya sastra fiksi akan membantu logika srtuktur penceritaan. Dengan tulisan latar (setting) cerita akan tampak riil, hidup dan secara imajinatif pembaca bisa membayangkan secara lebih kongrit berbagai lukisan latar akan mampu membawa pembaca kedalam suasana batin yang memungkinkan bisa di ajak terlibat dalam suasana cerita bisa jadi jadi suatu latar cerita menampilkan latar alam (geogeraphic setting), latar waktu (temporal setting), latar sosial (social setting) maupun latar ruang (spatial setting).(tengsoe Tjahjono,1988:144)
Mengapresiasikan hasil karya sastra diperlukan suatu kepekaan,pemahaman, penafsiran yang luas karena bahasa sastra sebagai karya prosa fiksi selalu mengundang berbagai interprestasi. Permasalahannya guru pengajar bahasa dan sastra Indonesia sebagai praksi dalam dunia pendidikan dewasa ini belum seluruhnya memiliki kemampuan yang memadai untuk meng siswa antarkan peserta didik sesuai tuntutan kebutuhan kompetensi siswa. Hal ini bisa dikaitkan dengan kompetensi guru sesuai dengan kapasitasnya. Dalam pembelajaran apresiasi sastra melalui berbagai aktifitas sastra termasuk kajian pustaka, kiranya akan mampu memperluas wawasan apresiatif bagi guru pengajar bahasa dan sastra Indonesia.
Bertolak dari pemikiran inilah yang mendorong penelitian melakukan riset yang sengaja dikhususkan menganalisis salah satu unsur intrinsik berupa data latar cerita (setting) dalam cerpen “Senyum Karyamin” yang terangkum dalam kumpulan cerpen karya Ahmad Tohari.
Pemilihan judul ini didasarkan atas perkembangan bahwa analisis unsur intrinsik tentang latar cerita (setting) merupakan salah satu kegiatan mengapsresiasi karya sastra dan diharapkan penekana ini dapat memberi gambaran secara lebih rinci tentang teknik menganalisis unsuk intrinsik berupa latar cerita yang terdapat pada suatu cerpen.

C.    Identifikasi Masalah
Karya sastra yang sarat muatan nilai-nilai yang amat bermanfaat bagi peningkatan harkat dan martabat kehidupan. Untuk mendalami kandungan baik secara intrinsik ataupun secara ekstrinsik diperlukan suatu kajian apresiasi dengan cara menganalisanya.
Unsur intrinsik terdiri atas tema, alur, latar, tokoh, gaya bahasa/ majas dan unsur ekstrinsik adalah faktor-faktor yang mempengaruhi proses terlahirnya suatu karya sastra.
Masalah penelitian ini membatasi pada salah satu unsur intrinsik yakni unsur latar cerita (setting) dalam cerpen Senyum Karyamin yang terdapat dalam kumpulan cerpen karya Ahmad Tohari.
Setting yang dianalisis mencakup kemungkinan-kemungkinan pengarang menampilkan latar alam (geografis setting), latar waktu (temporal setting), latar ruang (spatial setting), dan latar sosial (sosial setting).

D.    RumusanMasalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.    Unsur latar/ setting apakah yang terdapat dalam cerpen ”Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari?
2.    Apakah cerpen ”Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari dapat dijadikan bahan pembelajaran karya sastra di SMA Negeri I Sukahaji tahun ajaran 2011/2012 ditinjau dari unsur latar/ setting?

E.    Tujuan Penelitian
Penelitian ini adalah untuk memperoleh deskriptif yang objektif tentang penggunaan lattar (setting) dalam cerpen ”Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari yaitu:
1.    Untuk mendapatkan data mengenai unsur latar/ setting cerpen ”Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari.
2.    Untuk mendapatkan data-data mengenai kesesuaian cerpen ”Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari, dengan bahan pembelajaran apresiasi sastra ditinjau dari unsur latar/ setting.
F.    Kegunaan Penelitian
1.    Bagi peneliti
a.    Sebagi dasar penelitian yang serupa di masa mendatang.
b.    Mengetahui penggunaan latar cerita (setting) dalam cerpen ”Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari.
2.    Bagi penelitian selanjutnya
a.    Sebagai dasar penelitian
b.    Sebagai bahan yang perlu dikaji kebenarannya tentang teori yang disusun dengan hasil penelitian yang diharapkan.
3.    Bagi Institut
Dengan adanya penelitian ini berarti pihak lembaga dapat menambah  koleksi kepustakaan ilmiah yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
4.    Bagi Pengajar Bahasa Indonesia
Dengan hasil penelitian ini agar dapat meningkatkan kemampuan apresiasi siswa dalam menganalisis suatu cerpen/ hasil karya sastra yang lain.

G.    Anggapan Dasar
Istilah yang dipakai dalam pemilihan penelitian ini yang berjudul ”Analisis Unsur Setting Cerpen “Senyum Karyamin” Karya Ahmad Tohari Sebagai Bahan Pembelajaran Apresiasi Sastra Di SMA Negeri I Sukahaji Tahun Ajaran 2011/ 2012. Yakni:
1.    Analisis adalah istilah yang berasal dari bahasa inggris yaitu analysis yang berarti menguraikan sesuatu, termasuk menguraikan unsur-unsur dalam struktur karya sastra. Analysis merupakan penyelidikan terhadap.suatu peristiwa, bisa juga merupakan penyelidikan terhadap karangan atau terhadap perbuatan. Analysis tentu memiliki tujuan. Tujuan dari analysis adalah untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya sebab musabab, duduk perkaranya.
2.    Unsur yang intrinsik adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks sastra itu sendiri. Sedangkan analysis intrinsik adalah mencoba memahami suatu karya sastra berdasarkan informasi-informasi yang dapat ditemukan di dalam karya itu atau secara eksplisit terdapat dalam karya sastra. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa suatu karya sastra menciptakan dunianya sendiri yang berbeda dari dunia nyata.
3.    Setting (latar cerita) adalah latar peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun peristiwa yang memiliki fungsi fiksal dan fungsi psikologis.
4.    Cerpen/ Cerita Pendek adalah karangan pendek yang berbentuk prosa yang mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan, serta mengandung kesan yang tak mudah dilupakan. Dikatakan pendek juga karena genre ini hanya mempunyai efek tunggal, karakter, plor, setting yang yang terbatas, tidak seragam dan tidak kompleks.
5.    Senyum Karyamin adalah sebuah judul cerpen yang dipilih oleh penulis untuk dikaji sebagai bahan pembelajaran karya sastra di SMA Negeri I Sukahaji tahun ajaran 2011/2012. Arti dari kata senyum adalah mimik muka / ekspresi wajah yang disertai tanda bibir merekah yang mengandung arti/ pengertian entah itu tandanya senang/ suka atau hanya sekedar pura-pura senang. Senyum memiliki arti lebih dalam dari pada sekedar sebuah ekspresi ceria. Lengkungan di bibir menyiratkan sebuah komunikasi sosial, parameter kepercayaan, sebuah perangkat penebar kemarahan, alat tawar menawar, hingga alat menjaga ikatan sosial.